Tujuh Berita Keuangan & Data Fundamental Penting, Penyebab harga seperti "Roller Coaster" [Wajib diperhatikan seorang Trader]

👉Knowledge is a Power👈

Tiba-tiba harga bergerak naik turun seperti Rollercoaster dengan rentang yang sangat lebar, bahkan terkadang Analisa Teknikal seperti tidak bermanfaat. Ada apa ?

Pertanyaan diatas jangan sampai terjadi tehadap kita. Dua bekal utama yang harus dimiliki oleh seorang Trader pada Pasar Keuangan, Pengetahuan : tentang Teknikal dan Fundamental. Memperkuat kedua pengetahuan itu paling penting. Karena disitulah letak kekuatan seoarang Trader.  

Selain pengetahuan tentang Teknikal, prosedur perdagangan, mengikuti berita-berita Ekonomi, Politik, dan Keuangan adalah salah satu "Kunci Utama" untuk memperoleh keuntungan. Pada artikel yang pernah kami tayangkan :

STRATEGI "DAY TRADING" BAGIAN 1 : SEMBILAN STRATEGI AWAL [TRIK UNTUK TRADER PEMULA]

Analisa teknis akan semakin valid jika kita mengetahui tren dan ekspektasi Pasar terhadap sebuah instrumen investasi. Berita yang telah menjadi "Jejak digital" dan bertita terkini harus selalu kita cari secara kontinyu sebelum memilih sebuah Aset Keuangan, kemudian menentukan "Entry Position".

Pada artikel ini kita membahas tentang "Tujuh Data Perekonomian [Fundamental] Penting" yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga suatu Aset Keuangan di Pasar, terutama Forex.  Sehingga diharapkan, data fundamental tersebut dapat memudahkan kita saat menyusun strategi dalam perdagangan sehingga bisa mendatangkan keuntungan, atau menekan/menghindari kerugian.

Aktor Utama Pasar Pertukaran Mata Uang Global saat ini adalah Dolar AS, yang dihitung dengan Indeks USD atau disingkat DXY sangat mempengaruhi Pasar Keuangan, terutama berbagai Mata Uang dan Komoditas yang menjadi lawan-lawan utama USDSehingga ketujuh data fundamental pada artikel ini sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. 

Data Perekonomian AS inilah nantinya yang kita bandingkan dengan Data Perekonomian Negara dimana Mata Uangnya kita pilih sebagai lawan USD, misalnya : EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, dsb.

Baca juga :

MENGAPA PERGERAKAN INDEKS USD PENTING UNTUK DICERMATI ? [LEVEL : 93.00 DITENGAH SINYAL TEKNIKAL CAMPURAN]

Data-data fundamental tersebut adalah :

1. Data Tenaga Kerja : Jumlah Pekerja, Penggajian, dan Klaim Pengangguran AS :

a. US Non-farm Payrolls (NFP) 

Laporan Perubahan Jumlah Karyawan yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat ini termasuk dalam laporan paling penting pada kegiatan ekonomi yang terjadi. Hampir sebagian besar pedagang mengantisipasi perilisan data ini karena pengaruhnya yang besar terhadap pergerakan mata uang USD

Baca juga :

ARTI & PENGARUH RILIS DATA NON-FARM PAYROLLS [NFP] PADA PASAR KEUANGAN DUNIA

Data ini menjadi sangat penting karena menyangkut "Angka Perubahan Jumlah Karyawan di semua sektor ekonomi Amerika Serikat", angka tersebut tidak meliputi : pegawai pemerintah, pekerja rumah tangga, karyawan non-profit (LSM), dan pekerja sektor pertanian. Sehingga menjadi tolak ukur keberhasilan Pemerintahan AS dalam bidang Ekonomi.

Angka yang lebih tinggi dari perkiraan dapat dianggap sebagai Positif/Optimis untuk USD, sedangkan angka yang lebih rendah dari perkiraan dapat dianggap sebagai negatif/pesimis yang berarti tekanan terhadap USD.

b. US Weekly Initial Jobless Claims

Berkaitan dengan Angkatan Kerja di AS lainnya, kebalikan dari US Non-farm Payrolls adalah : Klaim Pengangguran Awal [baca : US Initial Jobless Claims] mengukur jumlah individu yang mengajukan : asuransi pengangguran untuk pertama kalinya selama seminggu terakhir. Data ini dirilis per minggu oleh Departmen Tenaga Kerja AS.

Angka yang lebih tinggi dari perkiraan dapat dianggap sebagai negatif/pesimis untuk USD, sedangkan angka yang lebih rendah dari perkiraan dapat dianggap sebagai positif/peningkatan untuk USD.

Baca juga : 

KAPAN LAPORAN KLAIM JOBLESS AWAL MINGGUAN AS DAN BAGAIMANA DAPAT MEMPENGARUHI EUR & USD?

2. US Purchasing Manager Index (US PMI)

Indeks Manufaktur yang dikeluarkan oleh the Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan kondisi bisnis di sektor manufaktur AS. Indeks manajer pembelian, dikenal dengan Purchasing Managers' Indexes (PMI) adalah indikator ekonomi yang berasal dari survei bulanan perusahaan sektor swasta.

Baca juga :

KAPAN PMI MANUFAKTUR ISM AS DAN BAGAIMANA DAPAT MEMPENGARUHI EUR/USD?

US PMI adalah indikator signifikan dari kondisi ekonomi secara keseluruhan di AS. Hasil di atas 50 dianggap positif (atau  Bullish ) untuk USD, sedangkan hasil di bawah 50 dianggap negatif (atau 🐻 Bearish 🐻).

3. Gross Domestic Product (GDP)

Produk domestik bruto (PDB) adalah total nilai moneter atau nilai pasar dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam batas-batas suatu negara dalam periode waktu tertentu. Sebagai ukuran luas dari produksi dalam negeri secara keseluruhan, ini berfungsi sebagai kartu skor komprehensif dari kesehatan ekonomi suatu negara.

Angka PDB AS dirilis oleh US Department of Commerce , atau secara lebih luas Oleh World Bank.

Meskipun Angka PDB biasanya dihitung setiap tahun [baca : Annual Basis], kadang-kadang juga dihitung setiap Tiga Bulan [biasa disingkat dengan : Q1, Q2, Q3, Q4, Baca : Quarterly Basis] . Di AS, misalnya, pemerintah merilis perkiraan PDB tahunan untuk setiap kuartal fiskal dan juga untuk tahun kalender. Kumpulan data individual yang disertakan dalam laporan ini diberikan secara riil, sehingga data tersebut disesuaikan dengan perubahan harga dan oleh karena itu, setelah dikurangi inflasi.

Secara teoritis kenaikan Angka PDB AS merupakan sentimen positif untuk USD, dan sebaliknya. (hal tersebut juga berlaku untuk semua Pemerintahan)

Secara Umum, Data PDB kuartal pertama pada bulan April, Mei, atau Juni. Sedangkan Data PDB kuartal kedua umumnya dirilis pada bulan Juli, Agustus, atau September.

4. US Monthly Retail Sales [Baca : Penjualan Eceran]

Penjualan eceran meliputi penjualan jasa dan barang tahan lama dan tidak tahan lama dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran konsumen hampir 70% dari PDB AS, dan bahkan hampir di sebagian besar Negara di Dunia, sehingga Angka ini dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang baik terhadap kinerja Pemerintahan. Biro Sensus A.S. menerbitkan data penjualan eceran setiap bulannya.

Efeknya adalah untuk melebih-lebihkan kekuatan belanja konsumen, yang merupakan salah satu sumber kehidupan ekonomi AS. "Harga yang lebih tinggi untuk barang-barang konsumen dapat meningkatkan penjualan ritel yang terukur,"

Baca juga :

PENGARUH ANGKA "US MONTHLY RETAIL SALES" TERHADAP EUR/USD

Sejak laporan Penjualan Ritel dikeluarkan setiap bulan, angka ini adalah pengukuran kesehatan ekonomi yang lebih terkini daripada PDB, yang dilaporkan setiap tiga bulan. Jika laporan dan kondisi menyertai peningkatan Penjualan Ritel bulanan yang berkelanjutan, ada kemungkinan besar bahwa ekonomi akan terus tumbuh. Dan akan berdampak positif bagi USD. 

Contoh rilis US Monthly Retail Sales dan reaksi Pasar : 

BREAKING NEWS : 

US RETAIL SALES RISE BY 1.7% IN OCTOBER VS. 1.2% EXPECTED

16 November 2021, 15:30

DXY & EUR/USD : 30-Minutes Chart

XAU-USD & DXY : 30-Minutes Chart

Penjualan Ritel yang dirilis oleh Biro Sensus AS mengukur total penerimaan toko ritel. Secara umum, pembacaan tinggi dipandang sebagai positif (atau bullish) untuk USD, sedangkan pembacaan rendah dipandang sebagai negatif (atau bearish).

5. US Consumer Price Index [baca : Indeks Harga Konsumen]

Sebagai indikator ekonomi, dalam pengukuran inflasi yang paling banyak digunakan, Indeks Harga Konsumen (CPI) merupakan indikator efektivitas kebijakan fiskal dan moneter pemerintah. Khusus untuk kebijakan moneter (monetary policy) penargetan inflasi oleh the Federal Reserve.

Baca juga : 

APAKAH US CPI ITU ? MENGAPA BEGITU PENTING?

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menghasilkan Indeks Harga Konsumen (CPI). Ini adalah ukuran tingkat inflasi AS yang paling banyak ditonton dan digunakan. Ini juga digunakan untuk menentukan Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Dari perspektif investor, CPI, sebagai proxy untuk inflasi, adalah ukuran penting yang dapat digunakan untuk memperkirakan pengembalian total, secara nominal, yang dibutuhkan investor untuk memenuhi tujuan keuangan mereka.

Tingkat inflasi juga berdampak pada hasil yang dihitung investor dan analis saat mereka menentukan pengembalian portofolio. Investor harus menghitung total Tingkat Pengembalian yang Diperlukan (RRR) secara nominal dengan mempertimbangkan pengaruh inflasi

Ketika tingkat inflasi meningkat, pengembalian nominal yang lebih tinggi harus diperoleh untuk mendapatkan Tingkat Pengembalian Riil yang diinginkan. Pengembalian total yang dibutuhkan tahunan nominal diperkirakan sebagai pengembalian yang diminta riil ditambah tingkat inflasi. Untuk investasi jangka-pendek, metode perkiraan ini dapat bekerja dengan baik.

Berikut ini adalah contoh dampak dari rilis US CPI terhadap Pasar Keuangan :

BREAKING NEWS : INFLASI IHK TAHUNAN AS & REAKSI TERHADAP EUR/USD [13 OKTOBER 2021]

Namun, untuk jangka waktu investasi yang lebih lama (seperti 20 tahun atau lebih), metode yang sedikit berbeda harus digunakan karena metode perkiraan akan menimbulkan ketidakakuratan tambahan, yang akan bertambah seiring dengan bertambahnya cakrawala investasi. Perkiraan yang lebih akurat dari pengembalian total tahunan nominal yang diperlukan dihitung sebagai produk dari satu ditambah tingkat inflasi tahunan dan satu ditambah tingkat pengembalian riil tahunan yang disyaratkan.

Bank sentral di negara maju umumnya akan menargetkan inflasi 2 %, sedangkan bank sentral di negara berkembang biasanya menargetkan inflasi di kisaran 3-4 %. 

Jika tingkat inflasi melebihi target maka Bank Sentral akan menaikkan suku bunga dengan tujuan mengendalikan kenaikan harga-harga. Namun jika inflasi tak tercapai, maka Bank Sentral akan mengurangi suku bunga demi mendorong kenaikan harga. Dengan kata lain, Inflasi yang melebihi target akan berdampak negatif bagi Perekonomian, dan dapat menekan Nilai Tukar Mata Uangnya.

6. US Purchasing Managers' Index 

Purchasing Managers' Index (PMI) adalah indeks arah tren ekonomi yang berlaku di sektor manufaktur dan jasa. Ini terdiri dari indeks difusi yang merangkum apakah kondisi pasar, seperti yang dilihat oleh manajer pembelian, berkembang, tetap sama, atau menyusut. Tujuan PMI adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi bisnis saat ini dan masa depan kepada pengambil keputusan perusahaan, analis, dan investor.

PMI disusun dan dirilis setiap bulan oleh Institute for Supply Management (ISM). PMI didasarkan pada survei bulanan yang dikirim ke eksekutif senior di lebih dari 400 perusahaan di 19 industri utama, yang ditimbang berdasarkan kontribusi mereka terhadap PDB AS

Baca juga :

BAGAIMANA US ISM SERVICE PMI MEMPENGARUHI EUR/USD?

PMI didasarkan pada lima bidang survei utama: pesanan baru, tingkat persediaan, produksi, pengiriman pemasok, dan pekerjaan. ISM menimbang masing-masing area survei ini secara merata. Survei tersebut mencakup pertanyaan tentang kondisi bisnis dan perubahan apa pun, apakah itu membaik, tidak ada perubahan, atau memburuk.

Perusahaan lain juga memproduksi angka PMI, antara lain IHS Markit Group, yang mengeluarkan PMI untuk berbagai negara di luar AS.

7. Federal Open Market Committee [baca : FOMC Minutes Meeting Calendar]

FOMC adalah singkatan dari  Federal Open Market Committee, yang merupakan dewan rapat kebijakan the Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa selama ini Amerika Serikat adalah salah satu penganut faham Pasar Bebas.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sebuah komite di dalam Sistem Federal Reserve (The Fed), ditugasi berdasarkan hukum Amerika Serikat dengan mengawasi operasi pasar terbuka negara tersebut (misalnya, pembelian dan penjualan sekuritas Treasury Amerika Serikat oleh The Fed).

Baca juga :

ARTI ISTILAH "FOMC MINUTES" DAN PENGARUHNYA TERHADAP PASAR KEUANGAN

Sebagaimana tugas Bank Sentral pada sistem Keuangan di berbagai negara, mempunyai Empat tugas utama : APA SEBENARNYA TUGAS UTAMA THE FED ? Sebagaiman tertulis pada artikel tersebut, salah satu tugas utamanya adalah : menyelenggarakan kebijakan moneter negara dengan mempengaruhi kondisi moneter dan kredit dalam ekonomi dengan tujuan penyerapan tenaga kerja yang maksimal, harga yang stabil, serta tingkat suku bunga jangka panjang yang moderat.

Tingkat Suku Bunga adalah jumlah yang dibebankan pemberi pinjaman kepada peminjam dan merupakan persentase dari pokok—jumlah yang dipinjamkan. Tingkat Suku Bunga pinjaman biasanya dicatat secara tahunan yang dikenal sebagai tingkat persentase tahunan (APR).

Perubahan Acuan Suku Bunga yang ditentukan oleh sebuah Bank sentral dalam kerangka kebijakan moneter yang diambilnya, juga termasuk data fundamental Penting yang wajib kita cermati. Selain itu, kebijakan instrumen moneter lain seperti : Program pembelian/penjualan obligasi dan pelonggaran kuantitatif juga disoroti karena kemungkinan mempengaruhi permintaan/penawaran di Pasar Mata Uang. [Baca : US Federal Reserve Monetary Policy]

Bank sentral umumnya akan mengadakan rapat berkala sebulan sekali untuk menentukan berbagai kebijakan moneternya ke depan. Rapat ini antara lain membahas : Suku Bunga [dapat kita pantau pada : Federal Funds Effective Rate] dan Penjualan/Pembelian Obligasi Pemerintah [baca : US Treasury Bonds], dengan Imbal Hasil yang dapat kita pantau pada : Daily Treasury Yield Curve Ratesdapat mempengaruhi Permintaan/Penawaran USD

Pilihan kombinasi Kebijakan Moneter terhadap Tingkat Suku Bunga dan Obligasi ini yang sangat dinantikan Pasar, terkenal dengan istilah : Tapering [mengurangi] Vs. Rate Hikes [menaikkan]

Baca juga :

MAKSUD TaPERING pada investasi : FOREX , Options, & SHARE

Kebijakan Moneter lainnya yang cukup populer di Pasar Keuangan adalah Quantitative Easing (QE) [baca : Pelonggaran Kuantitatif] adalah kebijakan moneter di mana Bank Sentral membeli sejumlah Obligasi Pemerintah atau Aset Keuangan lainnya yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya, obligasi daerah, obligasi korporasi, saham, dll.) bertujuan untuk menyuntikkan uang ke dalam perekonomian dan memperluas kegiatan ekonomi. 

Quantitative Easing dianggap sebagai bentuk kebijakan moneter yang tidak konvensional, yang biasanya digunakan ketika inflasi sangat rendah atau negatif, dan ketika instrumen kebijakan moneter standar menjadi tidak efektif.

Mirip dengan Kebijakan Moneter konvensional : Operasi Pasar Terbuka, Bank Sentral menerapkan QE dengan membeli Aset Keuangan dari Bank Komersial dan Lembaga Keuangan lainnya, sehingga menaikkan harga aset keuangan tersebut dan menurunkan hasilnya, sekaligus meningkatkan jumlah Uang Beredar.

Perbedaannya dengan kebijakan normal, Kebijakan QE melibatkan pembelian aset berisiko (daripada Obligasi Pemerintah jangka-pendek) dalam jumlah yang telah ditentukan dalam skala besar, selama periode waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Jadwal Ekonomi Global yang lebih terkini dapat diamati pada : WORLD ECONOMIC CALENDAR.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Ketujuh atau lebih tepatnya "Delapan Berita Keuangan" itu penting untuk dicermati, kami susun dengan urutan dimulai dari : seorang Individu, yang nantinya menjadi Pekerja dan Penduduk sebuah Negara, hingga akhirnya : peran Pemerintah yang bertujuan untuk memakmurkan Penduduknya.  Urutan tersebut bertujuan : mudah dimengerti dan cepat dipahami, mengingat tidak semua Trader atau pembaca artikel ini pernah belajar secara mendalam tentang Ilmu dan Teori Ekonomi.

"Silahkan ikuti Blog kami, untuk mendapatkan informasi lebih seputar Pasar Forex & Saham. Mudah-mudahan bermanfaat."

PERHATIAN :


BLOG INI TIDAK BERAFILIASI DENGAN PERUSAHAAN PIALANG APA PUN, SILAHKAN ANDA BIJAK MENENTUKAN PILIHAN

Silahkan menggunakan Fasilitas Google Translate yang sudah kami sediakan, bagi Anda yang tidak memahami Bahasa Indonesia.
Segala bentuk postingan dalam blog ini hanyalah sebatas saran dan masukan kepada Anda.

Admin Disclaimer

Indonesian Free Trader

Indonesian Free Traders. Diberdayakan oleh Blogger.